Investasi Salah Sasaran (?)

Investasi salah sasaran

Bekerja sebagai penyintesis kristal trnyata berimbas pada sebuah hobi baru. Ya, banyak merenung. Hore! akhirnya telah ditemukan posisi wenak merenung selain menjelang tidur atau di WC menantikan kehadirannya untuk “plung” . Well, Di tengah penantian akan munculnya kristal baru, trnyata akses internet tak terbatas di mari (Universiti Malaya, red.) beri saya waktu utk berselancar, mulai dari sifat kelarutan tiap senyawa hingga sekedar research gaya hidup pasutri di mari (Malaysia, red.) dan mahar gadis Melayu. #aih.

Materi ini diawali dengan sebuah kalam dari Imam alGhazali. Kurang lebih bunyinya:

“Barangsiapa yg menginvestasikan waktunya berjam-jam untuk cari harta kerana takut miskin, maka sebenarnya dialah sebenarnya orang miskin”

Sebuah kalam yang menghentakkan kita masing-masing, bahwasanya, bisa jadi sia-sia jika ternyata investasi kita, kerja kita, waktu kita, semua semata hanya karena takut (dikatakan) miskin.

Jadi gimana ini?

Semoga kita sentiasa ingat, hanya ada 3 perkara yang dibawa mati. Okei, ini dalilnya:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

 

Dari hadits itu boleh aku simpulkan, menuju akhirat nanti sepertinya ada 3 macam investasi yang layak kita masing2 tanam. Tapi, layaknya bisnispun, ada kalanya investasi ini bisa berbuah gagal. Gagal, karena ternyata membuat investasi ini jadi salah sasaran. How so? Mari simak beberapa poin berikut:

 

1.Investasi guru terhadap murid2nya

Ilmu yg bermanfaat katanya. Yeah! para pencari ilmu, para pembelajar, in sya Allah tak sia2 tiap ilmu yang kalian perjuangkan utk bs tetap nempel. \^_^/ Beruntunglah wahai kalian yg pernah jd pementor, mengajar qur’an, apalagi yg berprofesi sbg guru. Sebab kita sungguh paham akan hadits berikut,

kebaikan

 

Lantas bagaimana investasi macam ini jd salah sasaran? Jelas, bisa jadi karena:

  1. i) faktor menuntut ilmunya bukan kerana Allah dan didasari ujub yg tinggi
    ii) ilmu yg kita bagikan tak sampai ke orang yg kita ajarkan. boleh kerana kita tak sabar mendidiknya, atau sang murid yg lalai.

Allaah.. berilah kami ilmu yang bermanfaat, serta berilah kebermanfaatan pada ilmu yang Engkau berikan ..

 

 

2.Investasi orangtua pada anaknya
Anak Sholeh yg mendoakan, katanya. Tapi, bagaimana jika dibalik? Kita adalah bentuk investasi dari orangtua kita. Yah, orangtua kita yg di manapun suda membesarkan. yang darahnya sentiasa mengalir di nadi kita. yang darinya kita warisi mata indahnya. sehingga, masih Maukah kita sia2kan bentuk investasi mereka? Masih mau kah berbelok, berbuat dzolim, terpaku dg gadget, tak tunaikan shalat di waktu yg tepat?

Mungkin. Tapi, maukah, lain kali kita renungkan.. tiap kali mau berbuat maksiat, sentiasa kita bayangkan, “Hei zan, kamu mau jadiin dirimu sebuah investasi salah sasaran dari Papa dan Mama?”

Allaah..

 

 

3. Investasi amal jariyah

Amal jariyah. Amal yg tak terputus. Yang manfaatnya sentiasa dirasa dan ngalir, walau kita telah maut. Aku tak dapat banyak cakap terkait ini. Beberapa waktu lalu banyak yg ngeshare terkait amal  jariyah. Ada lagi contoh-contoh amal jariyah sederhana lainnya, semisal: beli dispenser utk diletakkan di Mesjid, bagikan bakiak (sandal jepit) utk Mesjid, menanam pohon, menyingkirkan rintangan di jalan, dst.

Well, kali ini aku hanya ingin mengajak saudara-saudara mentadabburi ayat ini,
Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang .”(Alhujurat:13)
Ayat yg bicara ttg ghibah. Menggunjing. Nyinyir. Ngomongin di belakang.

 

Lah kaitannya dengan investasi?

 

Ghibah, menggunjing, nyinyir kurang lebih selalu dibarengi dengan sifat hasad. Dan tuan puan pun tahu, jika hasad akan memakan kebajikan sebagaimana api makan kayu bakar.

Puff! hangus!

Lantas bagaimana jika amal yg kita niatkan utk jariyah itulah yg akan hangus? hanya karena sifat jelek kita sering ghibah dan hasad akan rezeki org lain?
Yeah, inilah bentuk lain dari investasi salah sasaran. Bahkan di hadits lain disebutkan, jika kita kerap kali membicarakan kejelekan org yg kita benci, niscaya amalan kita akan berpindah. jika suda habis, maka amalan buruknya lah yg akan kita dapat sebagai pemberat catatan. Ironis bukan?

 

Seorang mufti Al-Azhar pernah berujar,

 

“hati2lah kamu akan hasad dan kebiasaan ghibah. boleh jadi kamu menabung amal utk orang yg kamu cintai, malah berakhir berpindah ke orang yg paling kau benci”.

 

Allaah.. inilah bentuk terakhir dan nyata dari Investasi Salah Sasaran.

 

Ramadhan 1437H, patutlah kita berprasangka ini bisa jadi Ramadhan terakhir kita. Jom, perbanyak istighfar.. moga2 Allah beri kita kesempatan nikmati Ramadhan dengan investasi yg GAK akan salah sasaran

 

 

 

 

 

Wallahu a’alam bish-shawaab

Kuala Lumpur, 26 May 2016

 

Khutbah: Generasi Penerus anti Pluralisme

 

islamfaith

(Khutbah ini disampaikan di tahun 2014M, kalau tidak salah, waktu itu sedang momen Masa Bimbingan/ OSPEK)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله الحمد لله الـولى الـحـمـيد * الـمـبـد ىء الـمــعـيـد * الـفـعـال لـمـا يـريـد *أحـمـده وأشـكـره سـبـحـانـه وتـعـالى عـلى فـضـلـه الـمـديـد * أشـهـد أن لأ اله الا الله وحده لا شـريك لـه الـحـمـيـد الـمـجـيد * شهادة تـنجي قـائـلـهـا مـن عـذاب شـديـد * واشـهد أن محمدا عبـده ورسـوله خـيـر الأنـام يـدعو الى الأيـمـان والـتـوحـيـد* اللهـم صـل وسـلم وبارك على سـيد نامحمـد الـمـبـعـوث الى الــحـيــاة الـحـمـيـد* صلاة تـنجينـا بهـا من الـبـلا يـا والـشـدائـد * وعلى ألـه وأصــحابه ومن تبعهم مـن صـالـح الـعـبـيـد* أمـابعـد فيـا عبـادالله أوصــيكم وايـاي بتقـوى الله ذي الـعـرش الـمـجيـد* وَقَدْ قَالَ اللهَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ *حكايـة عـن شـأن يـعـقــوب عـلـيـه الـسـلام* أَعُـوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ* بِسْـمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ * إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي

Saudara saudara Kaum Muslimin Rahimakumullah,

Marilah senantiasa kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah dengan berupaya memenuhi perintah Allah, dan meninggalkan segala yang dilarang, agar senantiasa kita mendapatkan anugerah rahmat dan kebahagiaan sejak kita hidup di dunia ini, sampai di akhirat kelak, dengan ridla Allah Subhanahu wa Ta’ala , Amiin.
Sesungguhnya kehidupan ini memang Allah ciptakan untuk menguji siapa diantara hambaNya yang paling banyak dan paling baik beramal. Beramal merupakan inti dari keberadaan manusia di dunia ini, tanpa amal maka manusia akan kehilangan fungsi dan peran utamanya dalam menjadi khalifah serta beribadah kepada Allah.. Allah berfirman menegaskan tujuan keberadaan manusia:

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (الملك: 2)

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun“.

Marilah kita sejenak memperhatikan sabda Nabi Ya’qub ‘Alaihis salam, ketika mengumpulkan anak cucunya seraya bertanya, sebagaimana yang dikisahkan di dalam Al Qur’an :

مـا تـعـبـدون مـن بـعـدي

“Ketika Ya’qub berkata pada putra putranya : “Apa yang akan kalian sembah nanti sepeninggalku ?”

bukan  مـا تــأكـلـون مـن بـعـدي (“ Apa yang akan kamu makan setelah aku tiada”)

(QS. Al Baqarah 133).

Pertanyaan Nabi Ya’qub kepada putra putranya ini menggambarkan keprihatinan orang tua terhadap generasi penerusnya dalam hal agama, aqidah dan peribadatannya. Sebagai pelajaran bagi kita semuanya, bahwa kita harus senantiasa memperhatikan peribadatan adik kita, anak cucu kita. Sedang kan Nabi Ya’qub sebagai seorang Nabi saja, begitu menghawatirkan terhadap anak cucu keturunannya . Apalagi kita, dimana kita hanya sebagai manusia biasa , tentu keadaan generasi penerus akan lebih menghawatirkan. Kita tentu harus lebih memperhatikan, terlebih kita hidup dimasa sekarang ini, godaan lebih besar, kemajuan teknologi layaknya dua mata pedang, dan berpengaruh terhadap i’tiqad dan keyakinan kita. Pemimpin terpilih yang beragama Islam pun tak dapat menjamin kenyamanan kita untuk beribadah. Tak dapat kita pungkiri kehidupan di masa sekarang ini terasa semakin sulit dan berat, persaingan dalam hidup semakin ketat. Semuanya lantaran pengaruh keadaan, hidup penuh dengan persaingan, sehingga mempengaruhi cara hidup, dan pola pikir masyarakat yang selalu tak pernah mau merasa kalah, juga tak pernah mau bersyukur menerima keadaan. Bahkan selalu merasa kurang, karena selalu melihat yang serba lebih dari kapasitas dirinya.
Saudaraku kaum Muslimin yang berbahagia,

Paham yang serba materi dan kebendaan telah merasuki pikiran masyarakat pada ummnya, membuat keadaan menjadi berbalik dan kacau. Karena tuntutan materi dan persaingan, sehingga orang hidupnya untuk bekerja, bukan bekerja untuk hidup. Sehingga tak pernah menghitung tujuan jangka panjangnya, menggapai kabahagian hidup di dunia ini sampai di akhirat kelak. Tetapi yang dikejar hanyalah tujuan jangka pendek, bagaimana agar dapat tercapai keinginan dan impianya, supaya dianggap orang sukses, hidup tidak kalah bersaing, harus selalu menang persaingan. Kita mengorbankan kesehatan kita, demi meraih sepeser rupiah. Di kemudian hari, kita korbankan uang kita untuk pengobatan. Begitu juga, kita begitu khawatirnya akan masa depan sehingga mengorbankan ketenangan untuk hidup di masa kini. Sampai pada akhirnya lupa akan ungkapan terkenal Ali bin Abi thalib sehingga ia hidup seakan lupa akan mati, atau terlalu khawatir untuk hidup, seolah ia telah mati.

Oleh karena itu marilah kita luruskan faham kita tentang hidup ini, bukan hidup untuk bekerja, tetapi bekerja untuk hidup. Sehingga bekerja tidak dengan rakus harus menghasilkan sebanyak banyaknya, tetapi sebatas sebagai sarana menyambung hidup, dan bukan sebagai tujuan hidup.

Adapun tujuan dan misi hidup ini adalah menghambakan diri beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karenanya perhatian dan rasa khawatir terhadap i’tiqad an keyakinan anak anak kita harus tertanam dalam hati setiap orang tua, agar menumbuhkan upaya dan budi daya orang tua, demi anak cucu generasi selanjutnya tetap melestarikan peribadatan dan keyakinan generasi pendahulunya, sebagaimana firman Allah :

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافاً خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً

“Dan hendaknya takut dan khawatir orang orang yang apabila mereka meninggalkan generasi yang lemah. Supaya mereka khawatir terhadap anak cucunya, Dan hendaknya mereka takut kepada Allah, dan hendaklah mereka mengucap dengan ucapan yang benar”.(QS.An Nisa’ 9).

Saudara ku Kaum Muslimin Rahimakumullah,

Kita harus menjadi generasi penerus yang senantiasa memegang panji agama Allah, khususnya generasi penerus di Indonesia. Sudah sejak lama, di Indonesia terdapat gerakan yang sistematis yang mengusung ide pluralisme. Beberapa waktu lalu, tampak gerakan yang membangun opini: di Indonesia tak ada kebebasan beragama, golongan Islam radikal menyerang golongan minoritas, gereja dirubuhkan, teroris muncul karena orang2 yang aktif di mesjid, ISIS makin marak dan ingin menumbangkan pemerintah, dll. Opini kemudian disertai dengan pernyataan bahwa pluralisme di Indonesia terancam, Pancasila terancam dan NKRI terancam. Ketahuilah, banyak pihak2 yang ingin mengkambinghitamkan Islam atas fenomena yang dilakukan ISIS, sehingga solusinya adalah bukan menjauhi Islam, tapi pahamilah Islam secara Kaffah, temukan keindahannya serta istiqamahlah dalam menjalani ajarannya.

Saudara saudara Kaum Muslimin Rahimakumullah

Jelas ada penyesatan politik luar biasa di balik ini semua..

Selain itu, umat Islam selama ini tidak mempersoalkan hak umat Kristen untuk beribadah. Yang dipersoalkan umat Islam adalah pembangunan gereja yang melanggar aturan, sebagaimana terpapar di undang2. Lagi pula sudah banyak terjadi gereja dijadikan basis kristenisasi untuk memurtadkan penduduk sekitar yang Muslim.

Marilah kita sadar, kwajiban mendidik generasi penerus, anak anak kita, kita bekali mereka pengetahuan, jangan sampai kita meninggalkan generasi yang bodoh tanpa pengetahuan agama. Nabi memperingatkan para orang tua. Jadikan momentum orientasi kampus ini sebagai ajang untuk mencetak kader-kader unggul, intelek, militan, serta siap membela agama Allah!

مـن تـرك ولـده جـاهـلا كان كـل ذنب عـمـلــه عـلـيــه

“Barang siapa yang meninggalkan anak dalam keadaan bodoh (tidak mengerti agama), niscaya dosa yang dilakoni anak oleh sebab bodohnya, dibebankan kepada orang tuanya”

Semoga kita mendapat petunjuk dan pertolongan dari Allah Ta’ala. Memenuhi amanat kwajiban mendidik anak anak kita, kelak kemudian menjadi generasi yang shalih shalihat, selamat dunia akhirat. Amin

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ* وَنَفَعَنِي وَإِيَّا كُمْ بِااْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ* إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ *وَقُلْ رَبِّ اْغفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّحِمِيْنَ

antiJIL

 

2014 .. Supaya Lebih Kondusif antar HAROKAH :D

Image

Yuk, bersatu.. Partai-Partai Islam!!

 

Tulisan ini saya sadur dari sebuah blog tanpa diubah sedikit pun. Tidak lain, niatnya..supaya rekam percakapan antara Dr. Adian Husaini dg salah satu muridnya bisa menjadi pelajaran kita semua, terutama orang2 yang peduli akan kebaikan di negeri ini..

Jumat (7/3/2014),

usai khutbah Jumat di sebuah Masjid di kawasan Cibubur, seorang anak muda mendekati saya, dan bertanya, “Ustad, apakah benar ikut dalam pemilu ini haram hukumnya. Bahkan, ada yang mengatakan, ikut pemilu  itu hukumnya kufur, karena berarti terlibat dalam demokrasi, yang merupakan sistem kufur?”  Berulang kali pertanyaan seperti ini saya terima.  Benarkah seperti itu? Untuk menjawabnya, ada baiknya kita ikuti dialog fiktif antara guru dan murid berikut ini. Mudah-mudahan dialog ini bisa kita ambil hikmahnya.  Silakan mengikutinya.

Murid:  Guru, saya dengar dari berita-berita, partai Islam diramalkan akan kalah dalam pemilu 2014, bahkan mungkin akan semakin kecil perolehan suaranya. Apa benar begitu, Guru?

Guru:  Baik kita sepakati dulu definisi partai Islam adalah partai yang berasaskan Islam. Memang, kalau hanya mendasarkan pada pemberitaan media massa pada umumnya,  nasib partai-partai Islam seolah-olah kurang menggembirakan. Suara mereka kalah jauh dibandingkan dengan partai-partai sekuler. Banyak sebab yang diungkapkan. Kalau tidak ada perubahan yang signifikan dalam pembangunan citra partai Islam di tengah masyarakat – entah bagaimana caranya – bukan tidak mungkin perkiraan suara partai-partai Islam itu akan menjadi kenyataan.  Dan nanti, akan dikampayekan, “ Lihat tuh… partai Islam sudah tidak laku!  Masyarakat sudah lebih memilih partai sekuler!”

Murid: Lalu, apa yang harus dilakukan oleh partai Islam, Guru, agar selamat?

Guru:   Saya mengusulkan, sebagai bagian taushiyah sesama Muslim, partai Islam perlu melakukan terobosan besar, tetapi semua itu tetap dilakukan dalam batas-batas etika Islam. Sebab, bagi Muslim, menjadi anggota legislatif itu bukan tujuan utama dan bukan segala-galanya. Saya minta maaf, menurut saya, kurang patut membuat iklan politik dengan bintang yang mengumbar aurat. Tujuan untuk meraih suara dari kalangan tertentu, menurut hemat saya, tidak harus dilakukan dengan cara menampilkan wakil dari kalangan tersebut. Saya paham, salah satu “ironi” dalam demokrasi, adalah tidak adanya penilaian kualitas suara. Yang dinilai hanya kuantitas. Suara kyai sama nilainya dengan suara penjahat. Suara pelacur sama hitungannya  dengan suara wanita shalihah.  Meskipun begitu, jika kita ingin menarik suara para pelacur tidak sepatutnya menampilkan sosok pelacur aktif sebagai bintang iklan partai Islam. Menurut saya, dan saya yakin, semua aktivis partai Islam sepakat, bahwa keridhaan Allah lebih penting ketimbang jumlah suara.

Murid: Guru, kalau partai Islam tidak dengan tegas menyuarakan Islam, apa masih perlu didukung?

Guru: Mendukung itu banyak bentuknya. Jika kita rajin memberikan taushiyah kepada tokoh-tokoh partai Islam, itu juga suatu dukungan. Begitu juga dengan dukungan doa. Dalam kaitan pemilu, pilihan kita hanya dua saja, ikut pemilu atau tidak. Jika ikut pemilu, maka kita harus memilih. Kita harus memilih yang ada; bukan yang kita inginkan keberadaannya. Nanti, kalau ada pilihan capres-cawapres, kita juga dihadapkan pada pilihan-pilihan yang mungkin saja semua calonnya tidak ideal. Misalnya, calon yang satu tidak rajin solat, tetapi memiliki pandangan positif terhadap aspirasi Islam. Calon yang lain, kelihatan cukup rajin shalat, tetapi dikelilingi orang-orang yang sangat tidak aspiratif terhadap cita-cita Islam. Calon yang lain, rajin shalat, tidak korup, tetapi sangat lemah kemampuan intelektual dan leadershipnya sehingga peluang terpilih sangat kecil.

Murid: Kalau seperti itu, siapa yang harus didukung, Guru?

Guru:  Sebenarnya, di sinilah tugas partai Islam untuk berjuang menampilkan calon-calon legislatif atau calon presiden yang ideal, sehingga laku dijual di tengah masyarakat. Calon seperti itu perlu disiapkan jauh-jauh sebelumnya. Saya yakin, masih ada tokoh yang layak dicalonkan, meskipun mungkin sekarang belum kelihatan. Dalam hal ini, perlu dipadukan aspek pragmatis dan idealis. Menurut saya, sudah saatnya partai Islam berani untuk mencalonkan sendiri calon presidennya. Pilih orang yang betul-betul mendekati kriteria pemimpin yang ideal dalam Islam. Bukan hanya karena tampan, kaya, atau populer. Ini semua perlu persiapan, perlu perencanaan, perhitungan, kesungguhan, dan yang terpenting, keyakinan akan kemenangan yang diraih dengan pertolongan Allah. Di partai-partai Islam sekarang, banyak orang-orang pintar, dan jika berpikir sunguh-sungguh, insyaAllah mampu mencari rumusan strategi yang baik.

Murid: Guru, saya sering mendengar sekarang, perjuangan melalui sistem demokrasi, lewat parlemen tidak membuahkan hasil. Bahkan, FIS di Aljazair dan juga Ikhwanul Muslimin di Mesir, setelah memenangkan Pemilu, akhirnya belum berhasil juga?

Guru: Kalau kita menilai sesuatu, harus dengan standar yang jelas. Apa yang dimaksud dengan “belum berhasil”?  Apakah kalau belum berhasil meraih kekuasaan yang sempurna, lalu berarti perjuangan itu tidak ada hasilnya sama sekali?  Banyak perjuangan para Nabi yang akhirnya berujung pada kekalahan melawan penguasa zalim, seperti Nabi Ibrahim. Apakah kita mengatakan, dengan begitu, bahwa  perjuangan Nabi Ibrahim tidak ada hasilnya dan sia-sia? Tentu tidak!  Ada juga gerakan-gerakan Islam yang berjuang tidak lewat pemilu dan mencitakan berdirinya negara Islam (khilafah Islamiyah), tapi sudah puluhan tahun belum juga terwujud khilafah tersebut, apakah lalu dikatakan, perjuangan mereka tidak ada hasilnya sama sekali alias sia-sia juga?

Disinilah perlunya kita memahami masalah secara mendalam, meneliti secara hati-hati, sebelum menjatuhkan vonis, bahwa perjuangan tersebut adalah sia-sia atau bathil. Sebab, kadangkala yang kita nilai itu adalah orang-orang bahkan tokoh dan ulama yang juga bersungguh-sungguh dalam menegakkan cita-cita Islam. Bahkan, mungkin apa yang kita kerjakan sekarang ini, belum ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang telah mereka kerjakan. Lahum a’maaluhum, wa-lanaa a’maalunaa. Bagi mereka amal mereka, dan bagi kita amal kita sendiri.

Murid: Guru, partai-partai Islam itu kenapa sulit bersatu? Guru pernah bilang, mereka sedang dikeroyok untuk dimusnahkan?

Guru: Sebenarnya, yang berpecah belah itu bukan hanya partai Islam. Partai-partai sekuler juga terpecah belah. Inilah dunia manusia. Kita tidak bisa menemukan sosok atau kelompok ideal yang 100 persen sempurna. Pasti ada kekurangan dan kelemahannya. Betapa pun kondisinya, yang tetap perlu dijaga adalah silaturrahim-nya.  Tapi, itu bukan berarti membenarkan perpecahan dalam Islam. Sebab, jelas sekali, dalam QS Ali Imran:103, kita diperintahkan untuk berpegang pada “ikatan Allah” dan jangan berpecah belah, wa-laa tatafarraquu!  Lebih jelas, dalam QS ash-Shaff: 4, bahwa Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang rapi, laksana bangunan yang kokoh. Tentu, mafhum-mukhalafah-nya, Allah tidak cinta kepada kita, jika kita berjuang di Jalan Allah, tidak dalam barisan yang rapi; apalagi saling bermusuhan satu sama lain, saling jegal, saling caci, saling mengintai kelemahan saudara sendiri; yang lebih celaka, jika bersekutu dengan musuh untuk memerangi saudara sendiri.

Jadi, berjuang di jalan Allah saja tidak cukup. Berjuang harus dalam barisan yang rapi; dalam ikatan yang kokoh. Lebih parah lagi, jika tidak berjuang; atau berjuang tetapi tidak berjuang di jalan Allah, tetapi di jalan thaghut atau jalan setan. Mari kita introspeksi, apakah kita berjuang di jalan Allah, karena Allah, untuk memperjuangkan kebenaran, demi tegaknya kalimah Allah; atau berjuang untuk kebanggaan diri sendiri atau lebih untuk kebanggaan kelompok!?

Murid: Guru, faktor apa saja yang bisa mendasari terbentuknya persatuan antar kekuatan politik Islam?

Guru: Ada dua syarat, jika ingin partai Islam ingin bersatu. Pertama, harus ada kondisi internal yang kondusif, berupa kejelasan tujuan, strategi, taktik, dan juga keikhlasan dalam berjuang. Kedua, aspek eksternal, yaitu kemampuan merumuskan “ancaman bersama” (common threat). Partai-partai Islam itu harus menemukan pedoman dasar dalam beberapa masalah, sehingga nantinya tidak menjadi kontraproduktif bagi perkembangan partai.

Misalnya, mereka perlu menyepakati konsep pembangunan yang berbasis ajaran Islam itu seperti apa. Dalam soal utang luar negeri, misalnya, bagaimana seharusnya penanganannya sesuai ajaran Islam. Dalam pendidikan nasional bagaimana menyusun dan menerapkan konsep pembangunan yang menghargai perkembangan sains  dengan kurikulum berbasis al-Quran. Begitu juga dalam urusan seni, maka baiknya partai-partai Islam itu memahami benar fenomena seni dan konsep seni Islami yang harus dikembangkan ditengah masyarakat.

Sebagai contoh, dalam lagu Indonesia Raya, jelas sekali diperintahkan: bangunlah jiwanya, bangunlah badannya! Nah, sekarang harus dirumuskan, bagaimana pembangunan jiwa manusia Indonesia yang ideal menurut ajaran Islam?  Tugas para Nabi juga mensucikan jiwa umat Islam. Kita juga diperintahkan oleh Allah melakukan tazkiyyatun nafs; qad aflaha man zakkahaa, wa-qad khaaba man dassaahaa; sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwanya dan sungguh celaka orang yang mengotori jiwanya.  Nah, perintah Allah untuk membersihkan jiwa itu kan sangat jelas. Maka, tugas partai Islam menjabarkan konsep dan strategi pembangunan jiwa itu di level kemasyarakatan dan kenegaraan.

Itu yang antara lain membedakan partai Islam dengan partai sekuler. Bukan hanya aspek keadilan ekonomi yang diurus, bukan hanya cari suara dengan segala cara, tetapi juga urusan pembangunan jiwa, bahkan urusan akhirat. Partai Islam harus tampil cerdas, canggih, dan piawai dalam berdiplomasi, tanpa rasa minder menghadapi berbagai intimidasi pemikiran. Ketika seorang tokoh partai Islam ditanya, apakah Anda akan menegakkan syariat Islam jika menang Pilkada, maka jawablah dengan tegas: “Pertayaan itu kurang tepat. Kita sebagai bangsa Indonesia, wajib menegakkan aqidah dan syariat!  Saat ini syariat Islam sudah berlaku. Ratusan tahun lalu, syariat Isam sudah berlaku di negeri ini, kenapa itu Anda tanyakan? Pertanyaan Anda itu aneh!”   Kita berharap, elite-elite partai Islam punya rasa percaya diri terhadap keagungan aqidah dan syariat Islam!

Murid: Maaf Guru, kalau partai Islam bersikap tegas-tegasan seperti itu, apa akan ada yang milih?

Guru: Kalau sudah pakai nama Islam, pakai identitas Islam, jangan bersikap “sok tidak Islam!”  Malah kelihatan lucu!  Menurut saya, sikap seperti itu justru menjatuhkan martabat dan mungkin juga perolehan suara partai Islam itu sendiri. Karena orang sekuler tidak mau milih partai Islam, dan aktivis Islam pun akan lari, dan enggan memilih!  Tugas utama partai Islam itu berdakwah, menyampaikan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Tidak perlu plintat-plintut.  Halal-haram jangan dikalahkan oleh prtimbangan pragmatis perebutan kekuasaan.  Ini memang perlu sikap yakin, percaya diri, isyhaduu bi-anna muslimun!  Yang penting, ditunjukkan, bahwa tokoh-tokoh partai Islam itu terdiri atas orang-orang yang pintar, jujur, sederhana, zuhud, istiqamah; mereka tidak culas, tidak mudah ingkar janji, tidak munafik, lain yang dikatakan lain pula yang di hati, dan sejenisnya.

Di sinilah faktor keteladanan menjadi hal yang utama dalam meraih kepercayaan masyarakat.  Jika sudah melaksanakan hal yang ideal sesuai ajaran Islam, tetapi rakyat tidak mau milih mereka, maka perlu dilakukan analisis pada masyarakatnya. Berarti, dakwah Islam kepada masyarakat perlu terus digalakkan. Yang perlu lebih kita risaukan saat ini, bukan soal partai Islam itu kalah atau menang; apa kursinya sedikit atau banyak; tapi yang merisaukan adalah jika urusan aqidah sudah dikalahkan dengan pertimbangan pagmatisme. Jika  mental ketakutan menyampaikan aspirasi dan nama Islam menjadi semakin dominan di tengah masyarakat, itu sangat memprihatinkan.

Murid: Apa berpolitik seperti itu tidak terlalu ideal Guru?

Guru: Dalam berjuang, kita perlu yakin dengan pertolongan Allah, jika kita benar; tidak perlu menjadi terlalu pragmatis, terlalu mengejar kekuasaan jangka pendek. Perjuangan politik ini sebenarnya bersifat jangka panjang, tidak cukup pada satu atau dua generasi. Mungkin bisa tiga atau empat generasi, bahkan lebih. Apa yang kita lakukan sekarang sebenarnya tetap ada kaitannya dengan perjuangan para pendahulu kita. Begitu pun, yang kita lakukan sekarang akan dikenang, dipelajari, dan diambil hikmahnya oleh generasi yang akan datang. Kita berharap, para politisi Muslim bisa meletakkan pondasi perjuangan yang baik bagi generasi yang akan datang. Konsep dan langkah-langkah mereka didasarkan pada ilmu dan perilaku yang shaleh.

Murid: Ini penting Guru, apa partai Islam perlu sejak dini mengumumkan calon Presiden 2014-2019?

Guru: Menurut hemat saya, sebaiknya sudah sejak dulu-dulu, partai Islam menyiapkan calon Presidennya sendiri, sesuai dengan kriteria ideal kepemimpinan dalam Islam. Bahkan, sekarang, menurut saya, sebaiknya, sebelum pemilu 9 April 2014, partai Islam perlu memunculkan secara resmi calon presiden 2014-2019 yang benar-benar seorang yang memiliki pribadi yang taqwa, berkualifikasi ulama yang paham agama dengan mendalam, dikenal luas oleh umat sebagai sosok yang shalih dan hidup sederhana. Saatnya, semua pihak, khususnya para elite partai Islam berlaku jujur dan ikhlas dengan dirinya sendiri. Carilah figur-figur ideal di tengah umat, laksanakan istikharah dan musyawarah untuk memilih pemimpin Islam sejati. Apa kita tidak malu, begitu banyak ulama, profesor, doktor, profesional Muslim yang hebat-hebat, tapi memilih satu saja yang terbaik tidak mampu!  Bukankah kita yakin, bahwa Indonesia hanya bisa menjadi negeri yang adil dan makmur di bawah naungan ridho Ilahi, jika dipimpin orang yang shalih dan berkemampuan.  Sekali lagi, inilah salah satu tugas utama partai Islam, yakni memunculkan calon pemimpin Islam yang ideal. Sedih rasanya jika antar tokoh partai Islam justru saling bersaing untuk menonjol-nonjolkan dirinya sendiri, bahwa dia yang paling hebat dan paling layak; tanpa mengukur dirinya secara objektif. Bertanyalah kepada semua orang yang kita kenal ilmu dan keshalehannya, apa saya pantas mencalonkan diri jadi Presiden, apakah masih ada orang yang lebih baik dari saya, dan lebih mampu? Itu pribadi pemimpin umat Islam yang sejati!

Murid: Maaf, Guru, apakah Guru sadar bahwa Guru sedang hidup di dunia nyata bernama Indonesia?

Guru: Ya, muridku, kata seorang pengusaha yang dianggap sukses: Dream the impossible!  Saatnya, kita berani bermimpi sesuatu yang orang mengatakan tidak mungkin! Kita boleh kalah. Tapi, kita jangan menyerah, apalagi bangga berbuat salah! Wallahu a’lam bish shawab!. (Bogor, 8 Maret 2014)

sumber

It’s Over .. It’s done!

Akhirnya saya memutuskan.. 2013 menjadi ending perjuangan agar diri tidak sekedar “butiran debu” di kampus.

Agak sentimental..tapi ini jalan yg harus ditempuh.

Sedih.

Hampa.

Haru.

tetapi tidak ada penyesalan sama sekali.. :’)

Lingkaran itu,, orang-orang hebat itu.. mereka akan melekat di sini. ya, sejauh apapun mereka pergi hikmah yang mereka tawarkan masih dan akan terus melekat.

BPM

BPM Kema FMIPA as Ketua Komisi

IMG_0147 - Copy

FKDF Bersahabat 2012

hehe_2

BE HIMAKA as Kabid I PSDMO

DSCF2733

KKNM Sukadana, as Koordes

s013174-0124263_1163762993978_457450_n

IMG_59676753365320

Hayu BABARENGAN!

 

dan masih banyak lagi. Kepingan-kepingan berarti yang tentunya bakal menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan.

Khutbah Menolak Miss World 2013

#Tolak Miss World 2013

#Tolak Miss World 2013

KHUTBAH PERTAMA


إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah,
Marilah kita bersyukur kepada Allah seraya berupaya meningkatkan taqwa kita. Taqwa yang juga merupakan bukti syukur kita kepada Allah. Taqwa yang mewujud dalam ketaatan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Taqwa yang seiring sejalan dengan amar ma’ruf nahi munkar. Taqwa yang mendorong kita mendakwahkan kebaikan, sekaligus menolak kemungkaran dan kemaksiatan.

Hari-hari ini, menyikapi akan diselenggarakannya kontes kecantikan, yang tidak lain adalah parade kemaksiatan, ormas-ormas Islam telah bersatu untuk menolaknya, dengan menjalankan amar ma’ruf nahi munkar. Mengapa umat Islam harus menolak parade kemaksiatan ini, salah satunya adalah karena Allah melarang kita membiarkan kemaksiatan terjadi, apalagi secara terang-terangan di lingkungan kita.

Saya menghimbau agar menyingkirkan menilai orang lain dari sisi fisik. Mati2an menanamkan pemahaman baik tersebut, mulai dari tidak memandang rendah orang2 di sekitar kita yang tidak cantik, atau bahkan punya keterbatasan, hingga pemahaman bagaimana sebuah ‘kecantikan’ hakiki tersebut. Bertahun2 seorang ibu atau ayah melakukannya, terus menerus, lantas orang2 dengan mudahnya kemudian menanamkan pemahaman sebaliknya lewat kontes putri2an, dengan gemerlap seolah hebatnya, padahal, \ kontes putri2an adalah produk dari industri artifisial. Itu bisnis. Mulai dari bisnis kosmetik, hingga positioning industri raksasa di belakangnya. Tidak pernah ada logika kontes putri2an itu memuliakan wanita.

Maka, apapun itu bentuknya, mulai dari Miss World, Miss Universe, hingga kontes Puteri Kerudung, puteri muslimah, sama saja. Tidak ada bedanya. Mau mereka bilang yang dinilai juga behaviour, brain, lantas kenapa yang menjadi finalis hanya wanita2 cantik saja? Mau mereka bilang yang dinilai bisa mengaji, bisa ilmu agama, dan lain sebagainya, kenapa yang ada di atas panggung hanya wanita-wanita cantik menurut definisi umum saja? Tidak perlulah membumbui hal-hal yang memang sejatinya kontes kecantikan. Semua kontes ini hanya urusan bisnis, sponsor, tontonan, rating, kapitalisme yang berkedok.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja diantara kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya (QS. Al Anfal : 25)

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir menukil penjelasan Ibnu Abbas dan memujinya sebagai tafsir yang sangat baik. Yakni, bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin, janganlah mereka menyetujui perkara yang mungkar yang terjadi di hadapan mereka. Jika mereka menyetujuinya, maka akibatnya Allah akan menimpakan siksaan secara umum kepada mereka.

Kemungkaran ini banyak ragamnya. Berbagai pelanggaran terhadap syariat Allah adalah kemungkaran. Beragam jenis kemaksiatan juga merupakan kemungkaran. Perjudian adalah kemungkaran. Perzinaan adalah kemungkaran. Mengumbar aurat adalah kemungkaran.

Maka takutlah kita, jika Allah bertanya kepada kita mengapa kita menyetujui kemaksiatan meraja lela dan kemungkaran terjadi. Dan selain hukuman di akhirat, Allah juga mengancam adanya “fitnah” yang akan menimpa di dunia. Fitnah dalam ayat ini oleh Ibnu Katsir dijelaskan bahwa maksudnya adalah bencana.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:


إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يُعَذِّبُ الْعَامَّةَ بِعَمَلِ الْخَاصَّةِ حَتَّى يَرَوُا الْمُنْكَرَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِمْ وَهُمْ قَادِرُونَ عَلَى أَنْ يُنْكِرُوهُ فَلاَ يُنْكِرُوهُ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَذَّبَ اللَّهُ الْخَاصَّةَ وَالْعَامَّةَ

“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak akan menyiksa kalangan umum karena perbuatan yang dilakukan oleh kalangan khusus, sebelum kalangan umum melihat di hadapan mereka perbuatan mungkar, sedangkan mereka mampu mencegahnya, lalu mereka tidak mencegahnya. Apabila mereka melakukan hal tersebut (yakni diam saja melihat perkara mungkar di hadapannya), maka barulah Allah akan mengazab kalangan khusus (yang terlibat) dan kalangan umum (yang menyaksikannya)” (HR. Ahmad)

Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Maka kewajiban kita adalah melarang kemungkaran itu terjadi. Tidak berdiam diri melihat kemungkaran yang sebenarnya bisa kita cegah bersama. Dalam hadits yang lain diingatkan bahwa bukan hanya kita mendapatkan bencana, tetapi juga bencana di atas bencana. Yakni, doa kita tidak dikabulkan.


وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَاباً مِنْ عِنْدِهِ ثُمَّ لَتَدْعُنَّهُ فَلاَ يَسْتَجِيبُ لَكُمْ

“Demi Tuhan Yang jiwaku berada di dalam genggamanNya, kalian benar-benar harus memerintahkan kepada kebajikan dan melarang perbuatan mungkar, atau Allah benar-benar dalam waktu yang dekat akan mengirimkan kepada kalian suatu siksaan dari sisiNya, kemudian kalian benar-benar berdoa kepadaNya tetapi Dia tidak memperkenankannya bagi kalian” (HR. Ahmad)

Permisalan yang sangat baik tentang membiarkan kemungkaran dan kemaksiatan itu dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan sabdanya:


مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْمُدْهِنِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فِى الْبَحْرِ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلاَهَا وَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَانَ الَّذِينَ فِى أَسْفَلِهَا يَصْعَدُونَ فَيَسْتَقُونَ الْمَاءَ فَيَصُبُّونَ عَلَى الَّذِينَ فِى أَعْلاَهَا فَقَالَ الَّذِينَ فِى أَعْلاَهَا لاَ نَدَعُكُمْ تَصْعَدُونَ فَتُؤْذُونَنَا فَقَالَ الَّذِينَ فِى أَسْفَلِهَا فَإِنَّا نَنْقُبُهَا مِنْ أَسْفَلِهَا فَنَسْتَقِى فَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ فَمَنَعُوهُمْ نَجَوْا جَمِيعًا وَإِنْ تَرَكُوهُمْ غَرِقُوا جَمِيعًا

“Perumpamaan orang-orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dan orang yang melanggarnya serta orang yang berdiplomasi terhadapnya sama dengan suatu kaum yang menaiki sebuah kapal laut. Sebagian dari mereka ada yang berada di bawah, dan sebagian yang lain berada di geladak atas. Orang yang berada di bawah jika mengambil air minum harus ke atas, sehingga mengganggu mereka. Akhirnya orang yang berada di bawah itu berkata “Seandainya saja kita membuat lubang untuk mengambil air dan tidak mengganggu orang-orang yang berada di atas kita.” Jika orang-orang yang berada di atas membiarkan mereka melakukannya, niscaya mereka semuanya binasa (karena kapal akan tenggelam). Dan jika orang-orang yang berada di atas mau saling bantu-membantu (mencegah membocori kapal) dengan orang yang di bawah, niscaya mereka semuanya akan selamat.” (HR. Tirmidzi)

Dan secara khusus, menolak kemungkaran dan kemaksiatan ini lebih ditekankan lagi kepada umat Islam yang mayoritas, yang sebenarnya kuat dan memiliki pengaruh untuk menolaknya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


مَا مِنْ قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيهِمْ بِالْمَعَاصِى هُمْ أَعَزُّ مِنْهُمْ وَأَمْنَعُ لاَ يُغَيِّرُونَ إِلاَّ عَمَّهُمُ اللَّهُ بِعِقَابٍ

“Tidak sekali-kali suatu kaum yang dilakukan perbuatan maksiat di kalangan mereka, sedangkan kaum itu lebih kuat dan berpengaruh (lebih mayoritas) daripada orang-orang yang berbuat maaksiat, lalu mereka tidak mencegahnya melainkan Allah akan menimpakan siksaan kepada mereka secara menyeluruh.” (HR. Ibnu Majah)


وقل رب اغفر وارحم و انت خير الراحمين

KHUTBAH KEDUA


الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,


اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.

اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

 

Nano-nano : ikatan yg kuat

tulisan di bawah ini murni saya copas dari blog seorang rekan yg begitu gigih berjuang sambil trus bernostalgia karena sekilas mirip dengan pengalaman pribadi penulis .. haha

ini sumber nya http://mitapurnama.blogspot.com

 

.
ukhuwah
mengulang cerita ttg suatu perkumpulan, yang digawangi berbagai macam karakter..
hari itu harusnya yang melaksanakan adalah adik2, tapi karena mereka sedang sibuk dalam suatu acara jadilah mereka yang menghandle kegiatan sore itu..
kegiatan sore yang cukup mengundang byk orang,
kronologis seperti ini, 3 akhwat berkumpul disalah satu kamar..lalu berbincang tentang menu makanan, terus celetuk lah,
“kan lagi pada mahal ya?” (akhwat 1)
buat makan besok apaa?
“waduh jadi khwatir sama seperti tahun kemarin..” (akhwat 2)
“eh..eh.. itu ***** lho.. udah ada yang usut kasusnya lho” (akhwat 3)
akhwat 1&2 cuma bisa bilang
“oia???”
terus gimana?
“ya mudah2an aja bukan yang sama”
semua meng-aamiin-in..
keesokan harinya, bertemu orang yang bertanggung jawab untuk sore hari nanti,
akhwat 1 : gimana persiapannya?
akhwat 4 : udah koq teh udah di pesen,
akhwat 2 : pesen apa &dimana?
akhwat 4 : sebut merek xxx
akhwat 1&2 : what ?%#@!
akhwat 1&2 mulai panik,
akhwat 2 : ya udah gpp lah, mudah2an ga apa2..
akhwat 1 : jangan atuh lah, mending kita rugi aja gpp..
yuk ganti,
saat itu sedang ada acara juga di kampus, ni akhwat 1 bener2 genisah bgt..
dan pada akhirnya mengajak akhwat 2 dan akhwat 5 buat pesen yang baru,..
perbandingan yang di pesen baru sama yang udah di pesen jauh bgt, jadi membuat yakin mereka..
“ya udah gpp, yang terbaik..”
masalah belum beres di situ..
ternyata mereka ketinggalan kunci kosan tempat dimana acara nanti sore..
langsung bergegas, menelpon ikhwan yang masih ada di tempat acara hari itu untuk meminta kunci pada akhwat pemilik kostan yang masih ada disana..
singkat cerita mereka menunggu ikhwan tersebut menyerahkan kuncinya.. namun tak kunjung datang,
di tempat menunggu itu, ikhwan 2 datang,
“eh, ada yang bisa saya bantu ga?” (ikhwan 2)
3 akhwat ini kalo liat ikhwan ini bawaannya sensi tingkat dewa..
sampai2 akhwat 1 cekcok dengan ikhwan 2 ini,
ngatain serpihan debu lah..dan lain-lain..
tak lama kemudian ikhwan 1 datang..
lalu, 3 akhwat itu pun beranjak..
ada satu ide dari akhwat 5,
“gimana kalo yang ngambil pesenan ikhwan aja..”
dan itu di sepakati..
akhwat 1&2 lalu berbicara sama ikhwan 1..
“nanti yang ngambil pesenan antum yah, tapi salah satu menu dipisahain yah..”
ikhwan 1 penasaran, “emang knpa?”
itu *****..
oia?
iya udah ada yg neliti..
ikhwan 1 pun mengangguk dan mengiyakan..
“ya udah atuh..”
……………………………………………………………………………………………………
Sore menjelang,kehebohan tidak berhenti di situ,..
mereka lupa menyiapkan alas duduk, no karpet..
akhirnya, menelpon ikhwan 2 buat meminjam karpet..
ikhwan 2 mangguk-mangguk aja.. pertanda ok setuju..
acara sudah mau di mulai itu ikhwan 2 tidak kunjung datang membawa karpet,
tidak lama kemudian ia datang..
dan tau apa?dia tidak membawa karpet yang di minta..
akhwat 2 menunjukan wajah murka (hha lebay)
akhirnya itu ikhwan kembali ke tempat asal dia untuk mengambil karpet..
menunggu ikhwan 2 menggambil karpet acara tetap berjalan..
ikhwan 1 yang membawa pesenan makanan, akhirnya datang..
dan para akhwat sibuk mengganti menu yang telah di pesan..
ikhwan 1 menghampiri akhwat 2
“kalian lebay amat.. belum tentu juga kali..”
akhwat 2 langsung, meng-cut..
“aduh2 jangan dulu dibahas.. genting nih..”
semua kembali pada tugas masing-masing..
akhwat yang mengganti menu,
ada yang berkomentar…
“eh,wajar tau kalau ukurannya segini mah..
kayanya bukan deh..”
akhwat 1 ” yah….”
semua tertawa geli..
“ya udah.. ga apa2”
semuanya kembali fokus untuk menyediakan para tamu..
semua sudah tertata..
Oh,iya..
 yang diminta bawa karpet.. belum kunjung datang,
karena para tamu sudah sangat menunggu hidangan..
akhirnya di bagikan juga,
di tengah-tengah menyantap hidangan, yang bawa karpet akhirnya datang..
dengan muka lusuh, aduh watir lah liatnya juga.. hha..
acara tetap berlangsung dengan lancar riang dan gembira..
 menjelang di akhir acara.. diadakan sharing2..
dimulai siapa yang mau duluan..
lalu akhwat 4 mengangkat tangan,
dikira bener-bener serius mau sharing apa?
eh…
malah nagih uang makan..
#GUBRAK (akhwat1&2,bilang gak pernah ngajarin kaya gitu..) 😀
singkat cerita acara pun segera diakhiri karena sudah lumayan malem..
maklum di daerah situ berlaku jam malem untuk akhwat,
tapi para akhwat masih ketar-ketir tuh menu yang di ganti mau di kemanain?
akhwat 2 berinisiatif.. kasih ikhwan aja lah,
atau pake buat makan pagi aja..
akhwat 1 galau, seperti julukannya..
“gimana atuh ya..”
akhwat 2 membujuk ikhwan 1&2 untuk membawa menu yang diganti tadi untuk di bagikan pada temannya..
akhirnya tuh 2 ikhwan mau… alhamdulillah..
kontroversi masih berlanjut hampir satu minggu tentang menu makanan itu yang di duga *****
malah ada yang semakin mempertegas, udah masuk TV koq..
semakin panik, terutama akhwat 1, karena dia sendiri yang ikut memakan menu tersebut..
cerita kocak,selepas mereka pergi diasingkan ke suatu daerah..
ketemmu, eh peristiwanya begitu..
ntah lah antara mengatakan astagfirullahaladzim/alhamdulillah..
intinya di syukuri dulu..
ikatan ukhuwan menjelang 4 tahun.. terjalin dengan baik..
hikmahnya..
1.tingkatkan husnudzon
2.saling percaya dan saling membantu..
3.saling menguatkan
ikatan yang kuat