Leadership ala Luffy “One Piece”

The main characters: Strawhat (Mugiwara) Pirates

Pernah menonton “One Piece?” baca komiknya, atau minimal dengar dari salah seorang fans-nya? Well, di Indonesia bukan hanya dari kalangan anak-anak yang entah kenapa selalu dianggap objek dari pasar komik, namun juga kalangan dewasa, termasuk saya (saya dewasa? Jelas..kalo cukur rambut saja bayar 10 ribu..*krik,krik..).

Saya mungkin tidak membahas alur cerita One Piece sebagai subjek tulisan. Entah kenapa, tiba-tiba saja tertarik untuk bahas tokoh sentral dalam komik ini. Seorang remaja bernama “Monkey D Luffy” yang memiliki tekad kuat menjadi seorang ‘Pirate King’. Dengan bekal semangat, ia mengumpulkan beberapa rekan untuk menjadi kru bajak lautnya. Sampai saat ini ada sekitar 8 orang dengan potensi yang berbeda-beda (ada petarung, koki, navigator, dokter, ahli penembak, ahli kapal, arkeolog, dan musisi). Tentunya, Luffy sendiri menjadi kapten dan pemimpin dari kapal tersebut.

Luffy: "I will be the King of Pirates!!"

Luffy: “I will be the King of Pirates!!”

Bagi yang mengikuti sepak terjangnya, mungkin akan kesulitan mengidentifikasi model leadership yang dipakai Luffy dalam memimpin krunya. Tidak seperti ciri khas seorang kapten kapal yang ucapannya adalah Hukum, memiliki ketegasan, sangat ditakuti krunya, serta memiliki daya tarik, semua ciri ini seolah luntur dari seorang Luffy. Ketimbang tegas, Luffy malah sering plin-plan dalam menetapkan keputusan. Liat saja episode ketika ia sudah mengalahkan Crocodile, ia tidak jelas sekali menentukan apakah mencari info ke Pulau Jaya atau malah diam di tempat.

Luffy juga bukan orang yang bijaksana apalagi berwibawa. Tidak sistematis. Ia malah lebih sering bermain-main dengan Ussopp dan Chopper, hal yang tabu dikerjakan oleh seorang kapten. Meski ia adalah orang terkuat di kapal, tidak ada satupun kru yang takut padanya. Dalam beberapa kesempatan ia justru sering ‘dijitak’ secara tidak sopan oleh krunya sendiri.

adegan Luffy menir mimik semua kru di kapalnya. Hobinya: makan dan bermain.

Di sini mungkin kita lihat ada sistem yang salah. Namun, banyak hal yang membuat kita tertarik dengan beberapa sikap Luffy yang justru membuat kru jadi solid walau manajemen organisasinya kurang baik. Ada beberapa hal yang membuat Luffy (meski bukan sebagai orang yang ditakuti) jadi orang yang disayang kru denga tingkat kesetiaan yang tinggi dari krunya. Di beberapa kesempatan juga justru terlihat tingginya kepercayaan kru padanya. Apa saja itu?

1. Luffy selalu mengambil bagian yang terberat dalam tiap tugas yang didapatkan kru. Luffy seringkali dapat tugas untuk cuci piring dan membersihkan geladak kapal (suatu hal yang jarang dilakukan oleh seorang kapten). Ketika mnghadapi musuh Ia sndiri yang terjun dan memberi jaminan pada kru bahwa semua dapat diatasi. Leading is giving a perfect guarantee.

Luffy yang selalu terdepan dlm pertempuran, beri jaminan terhadap krunya

 

 

2. Luffy sangat mau mendengarkan usulan yang muncul dalam kru, walau ia sendiri harus diombang-ambing oleh krunya dalam penetapan keputusan. Sikap ini kmudian diikuti dengan munculnya potensi masing-masing kru sehingga pendapat yang muncul biasanya berasal dari kru yang ahli dalam bidangnya.. One of a great way to explore the crews’ potentials.

Momen saat Zorro menunaikan tugasnya sebagai “pendekar”

 

3. Luffy jarang sekali mengeluh. He never blames. Ketimbang mengeluh ia justru menjawab masalah itu dengan penuh semangat. Hal yang kontras dialami krunya, ketika sudah patah semangat. Namun dengan dorongan semangat (plus jaminan yang sudah dibahas di point 1), semangat ini jadi menular. Terekam juga di memori para OPLovers, momen ketika Robin sudah pupus harapannya untuk hidup karena statusnya sebagai buron dunia, Luffy justru meyakinkan bahwa dia akan menyelamatkannya. Seketika Robin pun berteriak,”I want to LIVE!!”

Luffy jarang sekali menampakkan kelemahannya. Memang pernah, di beberapa situasi insting Luffy berjalan dengan baik dan membuat keputusan dengan sangat bijak. Seperti, waktu ia menyuruh krunya berpencar dan janji untuk kembali bertemu setelah 2 tahun (episode ini kayak kisah di 5 cm gitu deh…).

Momen epic ketika Luffy “meyakinkan” Robin untuk tetap teguh

 

4. Luffy sangat mencintai semua krunya. Bahkan sampai punya prinsip keselamatan kru sama pentingnya dengan keselamatan dirinya sendiri. Tak heran kalau ia sering menghadang bahaya besar, kemerdekaan jadi taruhan, nyawa jadi bayaran, hanya untuk menyelamatkan salah seorang krunya. Sikap ini menyadarkan krunya, bahwa memimpin lebih merupakan CINTA ketimbang menebar rasa takut. Memimpin lebih merupakan ke rasa sayang, daripada pelampiasan kekuatan.

Strawhat crew. Bersama bertualang menuju mimpi absurd mereka.

 

5. Luffy selalu memandang musuh sebagai sparing partner. Seperti yang tampak di tiap arc, Luffy selalu menggunakan kekuatan penuh saat melawan musuh. Tumbang, bangkit lagi. Tumbang, bangkit lagi. Tetapi ketika musuh sudah kolaps ia tidak pernah punya niat membunuhnya walau mungkin musuh berniat sebaliknya. “Aku tidak memiliki alasan bertarung untuk orang yang sudah tidak memiliki semangat,” begitu ujarnya. Sikap ini yang menambah karismanya serta mampu menambah kadar respect walau dari kalangan musuh. In the end, di beberapa kesempatan justru sang musuh yang kerap akan membantunya ketika mereka meghadapi common enemy. This is the true power! Turning enemies into allies.

Crocodile (kanan Luffy), Buggy (kiri Luffy), yg merupakan musuh, kini beraliansi walau sesaat

 

Last but not least, there are still a lot more leadership value inside “a Luffy”. What i just shared are just pieces of my subjective perspective.

 

Jadi, sila dikomentari mau kritik, kripik in sya Allah semua worhted.

Regards,

© Fauzan Rezki Azhari fauzanra23

2 thoughts on “Leadership ala Luffy “One Piece”

    • hehe.. terimakasih sudah berkunjung. Iya, hanya kebetulan saya fans berat anime ini dan mencoba menganalisis dan mungkin masih banyak yg hrus diperbaiki..

      baik, salam kenal! 🙂

Leave a Reply.. :)